Satu larik pesan cukup membuat perhatiannya teralihkan. Mulanya dari situ hingga ia terjebak dalam romansa yang ternyata semu.
Perempuan itu memang penggemar berat romansa. Tetapi, kehadiran lelaki manis berkulit kecokelatan itu membuatnya terjebak dalam hasrat.
Rayuan yang memabukkan. Aroma tubuh yang membuatnya bergetar. Napas yang berat di telinga. Perasaan yang telah lama ia pendam dan mengalir begitu saja.
Pertemuan demi pertemuan terjadi di tengah kota Jakarta. Penuh dengan gairah, romansa ranjang. Perempuan itu menikmatinya walaupun ia berharap ada romansa nyata di dalamnya.
Ada romansa, tapi juga ada drama yang panjang. Mungkin karena ada perasaan di sana. Ada memori, ada cemburu, ada iri. Cara pandang yang tak jernih membuat perih. Jeda sejenak agar logika berbicara.
Selarik pesan, perhatian teralihkan. Perempuan itu mengingat kembali gairah yang pernah ada, hasrat untuk mengulang tetap ada. Tapi, cukup sudah. Itu hanya hasrat, bukan romansa nyata. Hanya romansa ranjang dari lelaki berkulit cokelat yang memikat.