Bermula dari tawaran seorang kawan untuk mengisi kelas PR secara daring di suatu universitas di Semarang, aku kembali mengingat pengalaman menulis.
Sekian tahun terakhir, meski pekerjaanku masih berhubungan dengan dunia tulis menulis, tetapi aku merasa ada yang kurang lengkap.
Pekerjaanku memang menuntutku untuk terus menulis, tapi gaya tulisan yang dihasilkan seperti berita yang kaku. Kurang rasa.
Kemudian, beberapa kawan pun memintaku melatih mereka cara menulis. Tentunya kusambut baik, kupikir untuk melengkapi rasa itu.
Sampai pada satu malam, seorang kawan dekat memintaku untuk membaca tulisan Bahasa Indonesia-nya karena ia terbiasa menulis dalam Bahasa Inggris. Setelah kubaca, dan tentunya tulisannya semakin luwes dan berkembang, ada keinginanku untuk kembali menulis.
Aku kembali berpikir, selama ini aku pun banyak menulis tapi untuk apa aku menulis dengan gaya lain. Sepertinya, aku butuh berekspresi dalam bentuk kata-kata. Kata-kata dan kalimat untuk meresapi rasa dari kegelisahanku dan mungkin melengkapi hidupku juga. Pengalamanku dapat membentuk kata untuk meresapi momen dan memori yang terjadi.